Senin, 20 Februari 2017

Suasana Yaumul Hisab (Pengadilan Akhirat)


"Wahai manusia! Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian hancur karena mereka menerapkan hukum secara 'tebang pilih'. Ketika yang mencuri itu dari kalangan terhormat, mereka membiarkannya. Namun, jika yang mencuri itu dari kalangan lemah (rakyat jelata), mereka menerapkan hukuman atas mereka." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Pengadilan di dunia ini sungguh tidaklah adil. Seorang miskin dan tua renta mencuri kayu akan diganjar dengan hukuman berat, dipenjara bertahun-tahun, sedangkan koruptor uang rakyat Milyaran Rupiah akan bebas tanpa cacat sedikitpun.

Bahkan kalaupun di penjara, ruang tahanannya tetap disulap serupa hotel bintang lima, dengan pendingin ruangan, TV layar datar sekian inci, smartphone lengkap dengan hotspotnya, dan tentu saja spring bed empuk laksana kasur raja.

Maka, wajarlah jika di akhirat kelak, Allah menggelar pengadilan terhadap masing-masing diri kita, untuk memastikan setiap perbuatan mendapat ganjaran yang sesuai. Bagaimanakah suasana pengadilan akhirat kelak? Tentu amat berbeda dengan pengadilan dunia yang dipenuhi saksi palsu, bukti-bukti fakta yang diputarbalikkan, dan hakim serta pengacara dan jaksa yang dapat disuap. Beginilah sekilas deskripsi dari pengadilan akhirat kelak:

1. Masing-masing orang datang sendiri-sendiri
Apakah kita berharap ada yang menolong kita kelak di pengadilan Allah? Sesungguhnya kita akan menghadap Allah seorang diri membawa amalan kebaikan dan keburukan yang kita lakukan selama hidup di dunia.

“Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri” (QS. Maryam: 94-95)

2. Bahkan orangtua dan anak tidak bisa saling menolong
Tidak berlaku lagi nasab di hari itu, masing-masing memikirkan dirinya sendiri. Ingin meminta bantuan pada ayah dan ibu yang senantiasa memanjakan kita semasa di dunia? Mereka bahkan sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Tidak ada lagi pertalian keluarga di pengadilan akhirat kelak. Tidak ada penolong sedikitpun kecuali amalan kebaikan kita sendiri.

“Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah” (QS. Luqman: 33)

3. Setiap perbuatan akan mendapat balasan, bahkan yang sekecil biji sawi sekali pun
Jangan pernah remehkan kebaikan dalam bentuk apapun, meskipun terlihat kecil nilainya! Karena di pengadilan akhirat nanti, setiap kebaikan dan kejahatan akan dibalas sampai perbuatan sekecil atom pun.

"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah kami sebagai Pembuat perhitungan.” (QS. Al Anbiyaa: 47)

4. Akan menerima Catatan Amalan.
Masing-masing orang memperoleh kitab catatan yang bisa memperlihatkan setiap amalan yang dilakukannya. Semua orang akan terbelalak melihat kitab yang berisikan segala perbuatan mereka masing-masing selama di dunia, baik perbuatan yang dilakukan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, tidak ada yang terlewatkan sedikitpun.

“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (QS. Al Israa': 13-14)

“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun” (QS. Al Kahfi: 49)

5. Perhitungan Allah amat cepat
Bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, perhitungan Allah akan terasa sangat cepat.
"(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur dan menuju Mahsyar); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman), "Milik siapakah kerajaan pada hari ini?" Milik Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya." (QS. Ghafir: 16 -17).

6. Anggota tubuh akan menjadi saksi perbuatan selama di dunia
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan." (QS. Yaasiin: 65)

7. Ada golongan orang yang berwajah ceria, namun ada pula yang sebaliknya
"Pada hari di mana kalian melihat orang-orang beriman laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya." (QS Al Hadiid : 12)

“… seakan-akan wajah mereka ditutupi oleh kepingan-kepingan malam yang gelap gulita, mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus : 27)

8. Tidak ada yang dirugikan, semuanya memperoleh apa yang diusahakan selama hidup.
(Ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan)” (QS. An Nahl: 111)

9. Allah merahasiakan dosa-dosa dan aib orang yang beriman
Sungguh Allah Maha Penyayang dan Pengampun, Ia akan merahasiakan segala dosa dan aib orang yang beriman dan beramal shaleh, karena bagaimanapun tidak ada seorang pun yang tidak berbuat kesalahan sama sekali.

Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mendekati seorang mukmin, lalu meletakkan padanya sitar dan menutupinya (dari pandangan orang lain), lalu (Allah) berseru : ‘Tahukah engkau dosa ini? Tahukah engkau dosa itu?’

Mukmin tersebut menjawab,’Ya, wahai Rabb-ku,’ hingga bila selesai meyampaikan semua dosa-dosanya dan mukmin tersebut melihat dirinya telah binasa, Allah berfirman,’Aku telah rahasiakan (menutupi) dosa itu di dunia, dan Aku sekarang mengampunimu,’ lalu ia diberi kitab kebaikannya.

Sedangkan orang kafir dan munafik, maka Allah berfirman : ‘Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka’. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim”. (HR. Bukhari)

10. Nasib buruk bagi orang kafir dan munafik
Lihatlah bagaimana mengerikannya nasib orang kafir dan munafik di hari pengadilan akhirat, sebagaimana Rasulullah sabdakan:

Lalu Allah menemui hambaNya dan berkata :
“Wahai Fulan! Bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikan engkau sebagai pemimpin, menikahkanmu dan menundukkan untukmu kuda dan onta, serta memudahkanmu memimpin dan memiliki harta banyak?”
Maka ia menjawab: “Benar”.
Allah berkata lagi: “Apakah engkau telah meyakini akan menjumpaiKu?”
Maka ia menjawab: “Tidak,”
Allah berfirman : “Aku biarkan engkau sebagaimana engkau telah melupakanKu”.

Kemudian (Allah) menemui orang yang ketiga dan menyampaikan seperti yang disampaikan di atas. Lalu ia (orang itu) menjawab: “Wahai Rabbku! Aku telah beriman kepadaMu, kepada kitab suciMu dan rasul-rasul Mu. Juga aku telah shalat, bershadaqah,” dan ia memuji dengan kebaikan semampunya.

Allah menjawab: “Kalau begitu, sekarang (pembuktiannya),” kemudian dikatakan kepadanya: “Sekarang Kami akan membawa para saksi atasmu,” dan orang tersebut berfikir siapa yang akan bersaksi atasku.
Lalu mulutnya dikunci dan dikatakan kepada paha, daging dan tulangnya: “Bicaralah!” Lalu paha, daging dan tulangnya bercerita tentang amalannya, dan itu untuk menghilangkan udzur dari dirinya. Itulah nasib munafik dan orang yang Allah murkai. (HR Muslim)

Sumber:
1. http://mediaumat.com/hikmah/1142.html
2. https://www.facebook.com/TabungWakafIndonesia/?fref=ts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar