Kamis, 09 Februari 2017

Kenapa Rasulullah mengajarkan kita untuk menghindari HUTANG...?


Pada dasarnya KEBUTUHAN HIDUP manusia itu standar, yaitu Sandang, Pangan, dan Papan, tapi yang membuat besar itu adalah GAYA HIDUP, sehingga sering kali manusia harus berhutang untuk memenuhi GAYA HIDUP-nya. Sedangkan Rasulullah mengajarkan kita untuk menghindari HUTANG (kecuali terpaksa), karena "Sesungguhnya, Jika seseorang berhutang, maka bila berbicara akan dusta dan bila berjanji akan ingkar." (HR Bukhari dan Muslim)

Berikut hadist2 tentang akibat hutang:
  1. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi seorang laki-laki (yang meninggal dunia) untuk dishalatkan, maka beliau bersabda, artinya: "Shalatkanlah teman kalian, karena sesung-guhnya dia memiliki hutang." Dalam riwayat lain disebutkan: "Apakah teman kalian ini memiliki hutang? Mereka menjawab, 'Ya, dua dinar'. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mundur seraya bersabda, 'Shalatkanlah teman kalian!' Lalu Abu Qatadah berkata, 'Hutang-nya menjadi tanggunganku'. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Penuhilah (janjimu)!, lalu beliau men-shalatkannya." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih).
  2. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung karena hutangnya, sampai ia dibayarkan." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih).
  3. Dari Abdullah bin Amr, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua dosa orang yang mati syahid diampuni, kecuali hutang." (HR. Muslim).
  4. "Demi jiwaku yang ada di TanganNya, seandainya ada seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian ia dihidupkan lagi, lalu terbunuh lagi, kemudian dihidupkan lagi dan terbunuh lagi, sedang ia memiliki hutang, sungguh ia tidak akan masuk Surga sampai hutangnya dibayarkan." (HR. An-Nasa'i, hasan).
  5. "Siapa saja yang berutang, sedang ia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan bertemu Allah sebagai seorang PENCURI." (HR Ibnu Majah ~ hasan shahih)
  6. "Barangsiapa mati dan masih berutang satu dinar atau dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan (diambil) amal kebaikannya, karena di sana (akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham." (HR Ibnu Majah ~ shahih)
  7. "Menunda-nunda (bayar utang) bagi orang yang mampu (bayar) adalah kezaliman." (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)
  8. "Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam pembayaran utang. (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)
  9. "Allah 'Azza wa jalla akan memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan melunasi utang." (HR An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)
  10. "Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai utangnya dibayarkan." (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah) 
  11. "Dan penuhilah janji karena janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban" (QS Al-Israa': 34)
Sumber: 
1. Facebook.com
2. http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/muamalah/261-menghindari-hutang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar